Falsafah Hidup karya Buya Hamka mengajarkan berbagai hal tentang hidup termasuk berani. Syaja'ah istilah kerennya. Ini penting sekali untuk kita maju.
Ma' lè tak tako'an..
Pertama kita harus semangat. Nyala yang berkobar haruslah ada di dalam dada. Kemauan yang dalam diri. Agar sikap berani bisa terealisasi.
Hal tersebut mempengaruhi hati dan jiwa. Jikalau kita sudah memiliki niat yang kuat maka mudah untuk melakukan.
Dengan sikap ini kita bisa memperbaiki mutu diri (Hamka, 2017: 261). Apalagi jika keberanian kita berlandaskan Al Qur'an. Pedoman dan tentu saja teladan dari Rasulullah.
Menurutmu apa yang paling membuat berani?
Ialah kebenaran yang menimbulkan kita berani (Hamka, 2017: 273).
Karena tahu Rasulullah menganjurkan. Karena paham Allah yang memerintah.
Maka seseorang itupun maju dengan sikap beraninya.
Meski begitu, sikap berani bukan ditujukan untuk ambil muka. Karena jika begitu riya namanya. Dan tidaklah masuk surga orang memiliki sombong sebagai sifatnya.
Falsafah Hidup Buya Hamka penuh dengan nasehat. Tak hanya tentang berani tetapi segala persoalan.
Tentang orang meninggal. Bid'ah dan larangan upacara kematian. Tentang tetangga. Tentang cinta. Pun tentang keadilan yang mesti ditegakkan.
Membaca buku ini serasa mendengar petuah seorang Tuan Guru. Seorang kakek yang penuh hikmah.
Bahasanya memang berbeda. Aksennya melayu. Dan karena rentang zaman yang lumayan; buku ini ditulis ketika Belanda masih berkeliaran di Indonesia dan sekarang telah merdeka.
Membacanya pun tak bisa sekali lahap macam menghabiskan novel. Harus dicerna maksudnya.
Untuk memksimalkan membaca ala speep reading pun tak bisa (beda kasus kalau kalian sudah expert).
Agama adalah nasehat.
Falsafah Hidup isinya semua nasehat sayang jika melewatkan halaman per halaman. Membacanya hati terasa semakin bening. Puas sudah menghatamkannya ♡
---
Judul: Falsah Hidup.
Penulis: Buya Hamka.
Tahun Terbit: Cetakan ke VI, 2017.
Penerbit: Republika.
Halaman: XXXIV + 428.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar