Aku tidak takut. Jika setiap
manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, dan kemarahan aku
hanya memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut.
Inilah hidupku, dan aku tidak
peduli apapun penilaian kalian. Toh, aku bukan hidup untuk membahagiakan orang
lain, apalagi mengahbiskan waktu mendengar komentar mereka.
I against my brother, my brothers
and I against my cousins and I against strangers-pepatah suku Bedouin
Kau segera akan tahu bahwa dunia
ini luas sekali, Bujang. Tidak hanya seluas hutan di kampung.
Kuburkan aku segera tanpa harus
menunggu siapapun agar semua bisa dilupakan dengan cepat.
Semua orang memiliki masa lalu,
dan itu bukan urusan siapapun. Urus saja masa lalu masing-masing.
Aku tahu Kopong sudah berusaha sangat
ramah. Tapi wajah sangar tetap tidak bisa ditolong.
Di keluarga ini masa lalu, hari
ini, masa depan sepertinya berkelindan erat bagi setiap penghuninya.
Aku sudah mulai melupakan lereng
rimba Sumatera.lupa rasanya berlarian di ladang padi tadah hujan, melompati
parit-parit hutan, berjalan di atas pohon tumbang, atau menatap kabut putih
yang menggantung setiap pagi.
Jangan pernah tertipu dengan
tampilan fisik.
Tidak semua di dunia ini bisa
dibeli dengan uang.
Pertempuran adalah pertempuran.
Tidak ada ampun. Jangan ragu walau sehelai benang.
Bahwa kesetiaan terbaik adalah prinsip-prinsip hidup bukan pada yang lain.
Sungguh jika manusia memiliki
lima emosi, aku hanya memiliki empat karena aku tak lagi memiliki rasa takut.
Tentu sekarang, Bujang! Aku tidak
punya waktu untuk berdiri di sini sepanjang hari.
Salonga tidak pernahmeminta
bayaran sepeser pun atas setiap pekerjaan yang Keluarga Tong berika karena dia
memiliki definisi kesetiaan tersendiri.
Hanya kesetiaan pada prinsiplah
yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan lainnya.
Samurai adalah cara hidup.
Prinsip-prinsip. Kehormatan.
Katana bukan sekedar alat untuk
membunuh, tapi juga simbol rasa sabar dan pengendalian diri.sejatinya dalam
hidup kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali
tidak perlu. Kita cukup mengalalahkan diri sendiri. egoisme. Ketidakpedulian.
Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau menang dalam pertempuran
itu. maka pertempuran yang lainnya mudah saja.
Sekarang saatnya kau melatih diri sendiri dan menemukan jawaban dar dirimu sendiri.
Saat kau ada di titik itu, kau
seperti bisa menyentuhnya, tersenyum takzim, menyaksikan betapa jernihnya
kehidupan. Saat itu terjadi, kau telah pulang. Pulang pada hakikat kehidupan.
Memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan.
Bagaimana aku melakukannya?
Persis seperti yang kau bilang, kerja keras, latihan dan disiplin.
Kita tidak tahu kehidupan akan
membanting kita dalam sekali. Membuat tertunduk untuk kemudian memaksa kita
mengambil keputusan. Satu-dua keputusan itu membuat kita bangga,sedangkan
sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan.
Semua orang bisa berkhianat,
Bujang. Jika dia memiliki motif dan kesempatan, dia akan melakukannya.
Bersabarlah, maka gunung-gunung
akan luruh dengan sendirinya, lautan akan kering. Biarkan waktu menghabisi
semuanya.
Hidup adalah perjalanan panjang.
Kumpulan hari-hari. Di salah satu hari itu, di hari yang sangat spesial, kita
dilahirkan. Kita menangis kencang saat menghidup udara pertama kali. Di salah
hari lainnya, kita tiba-tiba tergugu sedih karena kegagalan atau kehilangan. Di
salah satu berikutnya, kita tertikam sesak,tersungkur terluka, berharap hari
segera berlalu. Hari-hari buruk mulai datang. Dan kita tidak pernah tahu kapan
dia akan tiba menegtuk pintu. Kemarin kita masih tertawa, untuk besok lusa
tergugu menangis. Kemarin kita masih berbahagia dengan banyak hal, untuk besok
lusa terjatuh, dipukul telak oleh kehidupan. Hari-hari menyakitkan.
Jangan dilawan hari-hari
menyakitkan itu, Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau
semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan memenuhi janjinya,terbit
dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu.
Kau keliru sekali jika berusaha
melawannya, membencinya, itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Peluklah
semuanya. Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebenciaan itu. Hanya itu cara agar
hatimu damai, Nak.
Semua pertanyaan, semua keraguan,
semua kecemasan, semua kenangan, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu
disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari
yang indah meski di hari terburuk sekalipun?
Ketahuilah, Nak. Hidup ini tidak
pernah tentang mengalahkan siapapun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di
hatimu.
Dia takut-dia mengakuinya-tapi
dia tidak akan lari dari kenyataan itu, melainkan akan menitipkan sisanya
kepada takdir Tuhan.
Menerjemahkan kembali keberanian.
Kita tidak pernah berdua.
Apakah aku takut saat ini?
Aku membutuhkan keajaiban yang tersisa.
Tidak ada sihir. Aku hanya
bergerak lebih cepat dibanding dirinya, bergerak lebih kuat. Aku telah
menerobos batasan diriku sendiri.
Ketika di telah membuka tabir
‘rahasianya,’ hal yang tak mungkin
menjadi mungkin.
Sungguh, sejauh apa pun kehidupan
menyesatkan, segelap apa pun hitam yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami
pulang. Anakmu telah pulang.
Asik dpt referensi buku baru...
BalasHapusSalam kenal
www.travellingaddict.com
Yuk dibaca.
HapusSalam kenal jugaa.
Aku udah pernah baca buku ini kak, seru ye cerita-cerita mafia gtu.. hehe apalagi waktu mulai adegan actionnya. Udah baca Negeri di Ujung Tandung sama Negeri Para Bedebah blum? Genrenya sama ^^
BalasHapusIyya, seru. Ini action pertama yang aku baca, dua-duanya belum..
HapusSaya sudah Baca buku ini, ceritanya benar benar mantab jiwa. Tere Liye memang cerdas dalam membuat cerita.
BalasHapusHuumb. Tapi kasus pajak bikin Tere Liye mundur dari perbukuan. Semoga KEMENKEU tegas menyikapi. Biar tahun depan bisa menikmati karyanya versi cetak lagi ^^
Hapus