Kamis, 16 Juni 2016

Pulang [Quotes]


Aku tidak takut. Jika setiap manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, dan kemarahan aku hanya memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut.

Inilah hidupku, dan aku tidak peduli apapun penilaian kalian. Toh, aku bukan hidup untuk membahagiakan orang lain, apalagi mengahbiskan waktu mendengar komentar mereka.

I against my brother, my brothers and I against my cousins and I against strangers-pepatah suku Bedouin

Kau segera akan tahu bahwa dunia ini luas sekali, Bujang. Tidak hanya seluas hutan di kampung.

Kuburkan aku segera tanpa harus menunggu siapapun agar semua bisa dilupakan dengan cepat.

Semua orang memiliki masa lalu, dan itu bukan urusan siapapun. Urus saja masa lalu masing-masing.

Aku tahu Kopong sudah berusaha sangat ramah. Tapi wajah sangar tetap tidak bisa ditolong.
Di keluarga ini masa lalu, hari ini, masa depan sepertinya berkelindan erat bagi setiap penghuninya.

Aku sudah mulai melupakan lereng rimba Sumatera.lupa rasanya berlarian di ladang padi tadah hujan, melompati parit-parit hutan, berjalan di atas pohon tumbang, atau menatap kabut putih yang menggantung setiap pagi.

Jangan pernah tertipu dengan tampilan fisik.

Tidak semua di dunia ini bisa dibeli dengan uang.

Pertempuran adalah pertempuran. Tidak ada ampun. Jangan ragu  walau sehelai benang.
Bahwa kesetiaan terbaik adalah prinsip-prinsip hidup bukan pada yang lain.

Sungguh jika manusia memiliki lima emosi, aku hanya memiliki empat karena aku tak lagi memiliki rasa takut.

Tentu sekarang, Bujang! Aku tidak punya waktu untuk berdiri di sini sepanjang hari.

Salonga tidak pernahmeminta bayaran sepeser pun atas setiap pekerjaan yang Keluarga Tong berika karena dia memiliki definisi kesetiaan tersendiri.

Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan lainnya.
Samurai adalah cara hidup. Prinsip-prinsip. Kehormatan.

Katana bukan sekedar alat untuk membunuh, tapi juga simbol rasa sabar dan pengendalian diri.sejatinya dalam hidup kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalalahkan diri sendiri. egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau menang dalam pertempuran itu. maka pertempuran yang lainnya mudah saja.

Sekarang saatnya kau melatih diri sendiri dan menemukan jawaban dar dirimu sendiri.

Saat kau ada di titik itu, kau seperti bisa menyentuhnya, tersenyum takzim, menyaksikan betapa jernihnya kehidupan. Saat itu terjadi, kau telah pulang. Pulang pada hakikat kehidupan. Memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan.

Bagaimana aku melakukannya? Persis seperti yang kau bilang, kerja keras, latihan dan disiplin.
Kita tidak tahu kehidupan akan membanting kita dalam sekali. Membuat tertunduk untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. Satu-dua keputusan itu membuat kita bangga,sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan.

Semua orang bisa berkhianat, Bujang. Jika dia memiliki motif dan kesempatan, dia akan melakukannya.

Bersabarlah, maka gunung-gunung akan luruh dengan sendirinya, lautan akan kering. Biarkan waktu menghabisi semuanya.

Hidup adalah perjalanan panjang. Kumpulan hari-hari. Di salah satu hari itu, di hari yang sangat spesial, kita dilahirkan. Kita menangis kencang saat menghidup udara pertama kali. Di salah hari lainnya, kita tiba-tiba tergugu sedih karena kegagalan atau kehilangan. Di salah satu berikutnya, kita tertikam sesak,tersungkur terluka, berharap hari segera berlalu. Hari-hari buruk mulai datang. Dan kita tidak pernah tahu kapan dia akan tiba menegtuk pintu. Kemarin kita masih tertawa, untuk besok lusa tergugu menangis. Kemarin kita masih berbahagia dengan banyak hal, untuk besok lusa terjatuh, dipukul telak oleh kehidupan. Hari-hari menyakitkan.

Jangan dilawan hari-hari menyakitkan itu, Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan memenuhi janjinya,terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu.

Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Peluklah semuanya. Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebenciaan itu. Hanya itu cara agar hatimu damai, Nak.

Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?

Ketahuilah, Nak. Hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapapun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu.

Dia takut-dia mengakuinya-tapi dia tidak akan lari dari kenyataan itu, melainkan akan menitipkan sisanya kepada takdir Tuhan.

Menerjemahkan kembali keberanian.

Kita tidak pernah berdua.

Apakah aku takut saat ini?

Aku  membutuhkan keajaiban yang tersisa.

Tidak ada sihir. Aku hanya bergerak lebih cepat dibanding dirinya, bergerak lebih kuat. Aku telah menerobos batasan diriku sendiri.

Ketika di telah membuka tabir ‘rahasianya,’ hal yang tak  mungkin menjadi mungkin.


Sungguh, sejauh apa pun kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitam yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami pulang. Anakmu telah pulang.