Kamis, 30 Maret 2017

Pencarian Scarlet dan Tudung Merahnya


Pencarian Scarlet dan Tudung Merahnya

Seri The Lunar Chronicle karya Marissa Meyer tak berhenti di Cinder saja karena selanjutnya ada Scarlet. Jika Cinder adalah pengembangan cerita Cinderella maka Scarlet metamorfosa dongeng si Gadis Bertudung Merah.

Scarlet Benoit kerap kali menggunakan jaket merah jika sedang merasa tak aman dan nyaman. Seperti ketika ia bertemu dengan Wolf, pemuda petarung jalanan dengan gigi taring menyeramkan. Aslinya memang manusia tapi indra penciumannya sangat tajam.

Awal kisah ini dimulai ketika Scarlet kehilangan neneknya. Chip identitasnya bahkan ditemukan di kamar sang nenek. Para detektif angkat tangan dengan mengatakan sang nenek kabur dari rumah atas kehendaknya sendiri. Jadi tak perlu dicari.

Tentu saja hal ini membuat Scarlet geram. Apalagi ialah satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Kekesalannya terpaksa membuat Scarlet melayani pelanggan bar. Padahal di sana ia hanya mengantar tomat-tomat hasil pertaniannya. Namun justru di situlah Scarlet bertemu Wolf.

Hasil pertanian Scarlet bukan bebungaan melainkan tomat dan brokoli.
Selanjutnya kisah mereka berdua berlanjut karena Wolf sepakat membantu Scarlet menemukan neneknya. Yang ternyata diculik sekawanan serigala.

Sejujurnya bab-bab pertama dalam novel ini membuatku bosan dan ingin menghentikan bacaan. Rasa-rasanya kurang seru. Oh come on, apa menariknya kisah serigala? Yet, it's changed since Cinder appeared on the next scene.

Yosh! Gue ketemu Cinder lagi!
*jejingkrak kegirangan :D


Yah, kalo dibandingin sama Scarlet, aku lebih suka Cinder. She looks smarter than Scarlet. Pas Cinder muncul itu aroma sci-fiction-nya lebih kerasa. Dan lebih berbumbu tentunya.

Seneng deh ternyata Cinder nggak menghilang kisahnya. Kukira bakalan fokus pada Scarlet dan cerita serigalanya.

Umm, apa karena serigala buas ya dan nyeremin ya makanya nakutin? :D

Kaburnya Cinder dari kurungan Kai itu membuat cerita makin seru. Apalagi proses pelariannya melibatkan seorang Kapten pesawat antariksa. Kadet sebenarnya tapi dia kekeuh minta dipanggil 'Kapten.' Duh iya deh. Jadinya Cinder nurut ajah. Namanya Kapten Thorne.

Scarlet, a novel by Marissa Meyer
Makin ke belakang makin seru. In the fact, Wolf yang nama aslinya Alfa Keasley itu ada hubungannya sama scene konferensi persemakmuran di cerita Cinder sebelumnya. Terus akhirnya perpsepsiku tentang Scarlet berubah. Dia ternyata pinter banget mengemudikan pesawat. Paham betul mekanisme dan fungsi satu-persatunya. Salut deh!

Tuh kan makanya jangan keburu ngejudge :p

Menurutku, pantas saja. Wong neneknya dulu anggota militer. Pastilah sedikit atau banyak, beliau pernah mengajarkan Scarlet akan hal itu. Jadi tidak hanya tentang pertanian dan ladang saja. Tapi sayang sekarang sang nenek menghilang. Dan tak ada satupun yang peduli. That's why dia kudu usaha sendiri.

Yaaa, meski ada Wolf yang sepakat membantunya. Namun didekatnya ia harus merapatkan resleting jaket dan memakai tudungnya. Gigi taring dan keahlian membaui itu lho yang patut dicurigakan. Dia beneran mau bantu nggak sih?

Satu hal yang bikin aku terharu, Kaito akhirnya ngerti juga kenapa Cinder bela-belain datang ke pesta dan membahayakan dirinya. Greget sebenarnya, kenapa dia baru nyadar coba. After everything happen? Oh!

Endingnya sukaaa! Nggak terlalu gantung kaya Cinder. Akhirnya dia punya keputusan yang pas untuk menghadapi Levana. Aku dukung tuan putri!