Kamis, 26 Oktober 2017

Kebun Kekata dari Eliana [Quote]



Kutulis kekata berharga, quote istimewa yang kudapat dari novel Eliana. Si sulung dari tiga anak lainnya dalam Pukat, Burlian dan Amelia. Tokoh rekaan dalam Serial Anak-anak Mamak karangan Tere Liye.

Karena sayang rasanya jika hikmah yang bak mutiara itu, kunikmati sendiri. Jadi menuliskannya di sini, adalah caraku berbagi; kebun kekata yang berisi cantiknya diksi, kejadian menarik atau petikan pelajaran yang dapat kita ambilrenungi.

Dari Eliana, Nek Kiba, Marhotap dan tokoh-tokoh lainnya dikisahkan untuk melengkapi cerita.

Karena mutiara hikmah adalah bebungaan dalam kebun kekataku.

***

Aku tertawa melihat Burlian dan Pukat terbirit-birit ke dapur. Membuat berguguran rasa sebalku gara-gara kejadian di kota tadi.

Selebaran tidak membuatnya celaka. Ketakutanlah yang membuatnya terjatuh.

Nah, Burlian, Pukat, Amel bukankah Bapak pernah berkali-kali bilang, jangan pernah takut pada sesuatu yang tidak sejati. Kalian keliru jika takut pada hal-hal remeh seperti itu. Melainkan takutlah berbuat jahat, mengambil hak orang lain. Takutlah menganiaya, berbohong, mencuri dan merendahkan harga diri. Takutlah atas hal-hal yang seperti itu, sesuatu yang lebih sejati. Maka kalian tidak akan pernah takut dengan apapun lagi.

Nasib buruk, nasib baik, mati, kecelakaan, hadiah, rezeki, hanya Allah yang mengatur. Tidak ada satupun makhluk yang berhak ikut campur. Buka presiden, bukan orang tua, bukan atasan, bukan tetangga, bukan teman, dan jelas bukan karena selembar kertas.

Dalam kehidulan kita selalu ada momen, kejadian, atau peristiwa hebat yang bisa menjadikan dua orang musuh menjadi sahabat baik.

Kalau begitu, bantuan dari luar tidak bisa diharapkan lagi. Ini masalah kita, maka kitalah yang akan menolongnya sendiri.

Jika kalian tidak bisa ikut golongan yang memperbaiki, maka setidaknya, janganlah ikut golongan yang merusak. Jika kalian tidak bisa berdiri di depan menyerukan kebaikan, maka berdirilah di belakang. Dukung orang-orang yang mengajak pada kebaikan dengan segala keterbatasan. Itu lebih baik.

Barang hilang, sungguh aneh perilakunya. Semakin dicari semakin tidak ketemu. Saat dilupakan, diikhlaskan, malah muncul sendiri di depan mata.

Tim murid laki-laki memang lebih bertenaga, lebih cepat dan lebih kuat. Kami memang kalah cepat, kalah kuat. Tapi kami lebih gesit, lebih lincah, berusaha melewati garis pertahanan mereka saat penjaganya lengah atau terprovokasi seru-seruan.

Oi, itulah hakikat sejatinya adzan, membuat terhenti seluruh kegiatan. Yang sedang masak, berhenti menggoreng. Yang sedang bekerja membangun rumah, berhenti memasang batu bata. Yang sedang mencangkul kopi, berhenti mencangkul.

Bahkan adzan ini memancing kita semua datang ke masjid kampung. Ada yang memang hendak sholat maghrib. Ada yang ingin tahu. Ada yang sekadar menonton. Terserah apa niatannya, tapi adzan ini lebih kencang dari siapapum selama puluhan tahun aku tinggal di kampung.

Orang kota bilang hanya mengambil hutan yang terlantar, padang rumput gersang, lahan-lahan kritis. Itu dusta, alat-alat berat justru dikirimkan ke hutan-hutan terbaik. Penduduk mati-matian menolak. Percuma, kekuatan orang kota jauh lebih besar dibanding yang mereka bisa bayangkan.

Herbarium adalah bagian tanaman yang diawetkan. Seperti daun yang dikeringkan, menyisakan kelopak, benang sari dan mahkota kering. Atau batang, buah, akar, apa saja dari bagian tanaman yang bisa diawetkan.

Aku tidak tahu di mana Marhotap sekarang. Tetapi setidaknya aku tahu, kita pernah bersama-sama dalam satu pemahaman. Sama-sama membenci tambang pasir itu.

Ada suatu masa di antara masa-masa. Ada suatu musim di antara musim-musim. Saat ketika alam memberikan perlawanannya sendiri. Saat ketika hutan, sungai, lembah, membalas sendiri para perusaknya.

Kami tidak banyak bicara melintasi jalan setapak padang rumput. Deru napas kami yang bicara.

Bumi kita hanya satu. Milik kita bersama, yang kita pinjam dari anak-cucu kita.

Urusan ini bukan sekadar bilang 'tidak', Eli. Kita harus pintar, tahan banting dan punya daya tahan menghadapi mereka. Hanya dengan itu kita bisa memastikan seluruh warisan hutan dan kebijakan leluhur kampung bertahan ratusan tahun.

***

That's all the quotes from Eliana I can give to you. Hopefully it inspires you in all of things. Review bukunya, Insya Allah besok. See ya!


Selasa, 24 Oktober 2017

Meneladani Abu Bakar: Sahabat Utama Rasulullah

Meneladani Abu Bakar: Sahabat Utama Rasulullah

Abu Bakar As-shiddiq, begitu sahabat utama Nabi ini mendapat julukan. Gelar kehormatan yang dilatarbelakangi oleh peristiwa Isra' Mi'raj. Pagi itu orang-orang seperti biasa berkumpul di Ka'bah. Rasulullah juga di sana, khusyuk beribadah kepada Allah. Sedang Abu Jahal mengoloknya tak percaya, "Mana mungkin Muhammad semalam melakukan safar ke Palestina. Padahal sekarang ia sudah berada di sini."

Orang-orang yang tak sengaja bertemu dengan Abu Jahal juga banyak yang terpengaruh.

Riuhlah Makkah. Benarkah?

Berita itu pun sampai pada Abu Bakar. Mendengarnya, bergegaslah ia. Menemui sang sahabat. Menanyakan kebenaran.

Seketika itu, saat perjalanan Isra'-Mi'raj terucap dari lisan Muhammad. Seketika itu Abu Bakar mempercayai sang sahabat. Sepenuhnya.

"Engkaulah As-Shiddiq, yang mempercayaiku tanpa ragu."

Sejak itu ia dipanggil dengan nama Abu Bakar As-Shiddiq yang pada masa jahiliyah bernama Abdul Ka'bah. Teman-temannya memanggil Abu Bakar dengan nama Atiq.

Sumarti M. Thahir mengisahkannya dengan sangat lugas. Meski diperuntukkan pada anak-anak bahasanya kurasa dipilih secara ketat dan tetap menghasilkan haru yang membiru.

Meski begitu, para sahabat memang teladan yang patut kita tiru. Tak peduli siapa yang menceritakannya kepada kita.

Buku Abu Bakar As-Shiddiq: Sahabat Utama Rasulullah ini dimulai sejak masa kanak beliau. Bernama Atiq, ia sudah menunjukkan keraguannya pada patung di sekitar ka'bah. Itulah mengapa ayah Abu Bakar menyebutnya pembangkang.

Allah menjaganya dari syirik.

Hatta pada saat remaja, bersama Nabi ia menjalin pertemanan. Dan kemudian menjadi yang pertama beriman.

Penulis buku ini menceritakan Abu Bakar sedang melakukan perdagangan di Syam kala wahyu pertama turun. Tapi tentu saja, ini tidak menghalangi Abu Bakar menjadi as-saabiquunal awwalun, orang-orang yang pertama masuk Islam. Serta satu di antara yang dijamin masuk surga.

Berkat pertemanan iman itulah, ilmunya semakin tambah dan qanaah.

Pernah suatu waktu para sahabat mengumpulkan harta benda mereka untuk keperluan perang. Adalah Abu Bakar yang menginfakkan seluruh miliknya tanpa tersisa.

Bukan hanya dermawan, ia adalah karib yang menenangkan. Kala di Sumur Badar, Nabi sempat galau karena pasukan muslim hanyalah sedikit.

"Sesungguhnya Allah akan menenangkan hatimu. Dan takkan pernah membiarkanmu kecewa. Tenangkan hatimu, Ya Rasulullah."

Abu Bakar adalah sahabat yang paling tegar. Tatkala Muhammad wafat, banyak yang tak percaya. Bahkan Umar menghunus pedangnya. Jika ada salah seorang yang mengatakan kepergian Rasulullah untuk selamanya.

"Bukankah Muhammad adalah manusia sebagaimana diutusnya rasul Allah sebelum beliau. Barangsiapa yang menyembah Muhammad ia telah wafat. Barangsiapa beriman kepada Allah dan menyembahNya. Maka Allah kekal selamanya.."

Nasehat Abu Bakar membuat Umar lansung pingsan.

Karena selayaknya jika ada seorang sahabat yang sangat berduka, dialah Abu Bakar. Sahabat utama, karib paling dekat dengan Rasulullah.

Abu Bakar menjadi khalifah kemudian. Setelah sebelumnya terjadi sengketa. Orang Anshar membaiat Sa'ad bin Ubaidah. Sedang Umar membersamainya 'melerai' orang Madinah. Lalu As-Shiddiq merelakan salah satu di antar Umar dan Abu Ubaidah menjadi khalifah selanjutnya.

Namun kaum muslimin lebih memilih Abu Bakar. Karena pemimpin sejati adalah yang dipilih umat bukan ia yang meminta.

Khalifah kita ini wafat di usia 63. Tepatnya tanggal 22 Jumadil Akhir, tahun 13 Hijriah.

Overall, buku shirah ini bagus buat tambahan bacaan buat Dek Wafi. Rekomen buat pembaca lainnya. Ada peta perang dan ilustrasinya juga. Cocok buat anak umur >6 tahun. Cuma ada ilustrasi yang menurutku kurang sesuai.

Rumah istri-istri Nabi dalam buku Ummahatul Mu'minin tulisan Muhibbudin At-Thabari kesemuanya terbuat dari pelepah kurma. Kecuali rumah Ummu Salamah yang terbuat dari batu bata.

Tapi yaa karena buku anak-anak kebanyakan ada ilustrasinya walau satu-dua. Etapi sekarang Dek Bela dan Dek Wafi sudah mau baca buku-buku Tere Liye; Serial Anak-anak Mamak, Bintang yang tidak ada ilustrasinya sama sekali.

Empat bintang buat buku ini! Dek Wafi masih suka sebut-sebut cerita Abu Bakar, "Mbak waktu Abu Bakar jadi khalifah... bla.. bla.." Meskipun bacanya sudah seminggu lalu.

☆☆☆☆

Judul: Abu Bakar As-Shiddiq: Sahabat Utama Rasulullah
Penulis: Sumarti M. Thahir
Penerbit: PT. Citra Putra Bangsa
Cetakan: Keempat, 2009
Halaman: 45


Jumat, 20 Oktober 2017

Mengapa Harus Membaca?

Mengapa Harus Membaca?
Iqra'! Risalah pertama yang diberikan Allah pada kekasih-Nya. Yang harus diemban Nabi Muhammad langsung langit melalui perantara Jibril. Perintah yang membuat sekujur tubuh Rasulullah dibanjiri keringat dingin.

"Iqra' bismi rabbikalladzi khalaq.."

Didekapnya Nabi. Bersama bacaan Jibril, wahyu pertama masuk ke dalam rongga dada sang rasul. Terbata Rasulullah mengeja. Meski sebelumnya, seringkali Muhammad menggelengkan kepala, "Maa ana bi qari'." Aku tak dapat membaca, wahai Jibril.

"Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.."

Maka sepantasnya sebagai Muslim kita menataati dan melestarikan budaya membaca ini. Karena itulah titah yang mesti disegerakan pelaksanaannya.

Mengapa harus membaca? Karena membaca adalah perintah Tuhan Allah sang penguasa semesta.

Saat syahadat terikrar, segala sesuatu yang Allah hadd-kan untuk sekalian manusia harus kita taati. Ikuti. Sami'naa wa atha'na. Karena manusia adalah nafsullawwamah. Makhluk yang lemah lagi suka menyesali diri.

Maka dikasihlah kita, Al-Quran sebagai pedoman. Diutuslah Muhammad sebagai teladan yang dapat dijadikan panutan. Biar kita nggak salah jalan. Pada mau ke surga kan?

^^ Berasa lagi ngisi muhasabah, hihi. Maafkan yak the readers. Ini efek ikutan diklatnya temen-temen LDF ^^V

Membaca adalah beribadah. Karena dengan melakukan aktivitas tersebut, berarti kita taat sama Allah. Manut perintah. Wahyu pertama yang dibawa Jibril ke bumi. Iqra'!

"Banyak baca bukan banyak tanya." Kalimat yang sering dilontarkan Mbak Anik NH, awardee LPDP 2017. Soalnya banyak calon pendaftar beasiswa paling bergengsi seantero negeri ini suka tanya hal-hal yang something written in the book. Seperti kapan deadline beasiswa atau apa saja syarat-syarat LPDP. Apalagi, semuanya sudah tertera dan lengkap  tersedia di dalam booklet.

Makanya sering banget kejadian, kalo ada anggota yang baru gabung di grup elpedepeh suka disindir sama penghuni lama. Mandat utama mereka; mengkhatamkan booklet terlebih dahulu sebelum bertanya A, B sampai Z.

"Kalo nggak ada di booklet atau nggak ngerti maksudnya baru deh boleh tanya kita-kita." Setuju dong terkait hal ini. Baca seksama bukunya, baru boleh tanya.

Di bandara atau stasiun misalnya. Sudah terpampang jelas tulisan di papan-papan; belok kanan toilet, belok kiri pintu keluar. Kadang kita masih malas baca notice-nya. Malah sibuk cari satpam buat tanya-tanya.

Contohnya lagi pada postingan info lomba, kita seringkali menemukan hal yang sama. Syarat dan ketentuan sudah panitia tuliskan di sana. Tapi masih ada saja yang menanyakan, "Mbak, tema cerpennya apa ya?"

ZzzzzZzzzzzzzZzzz

"Kan malu bertanya sesat di jalan, Mbak." -.-

ZzzzzZzzzzzzzZzzz.

---

Membaca itu, SUMBER ILMU. Era seperti sekarang, ilmu bisa didapatkan dari buku atau status teman-teman kita di dunia maya. Gampang banget lah. Iya, asal kita mau membaca. Sampai habis. Tidak parsial.

Jangan mau jadi bebek! Bebek itu maksudnya follower.  Jadi maksudnya kita nggak boleh jadi bebek. Nggak boleh asal mengekor sesuatu. Asal ngikuuut aja. Orang-orang ke barat, kita ikut. Temen-temen ke timur asal hayuk -.-

Kalo mau ikut-ikutan sesuatu, kita kudu paham ilmunya gimana. Mencari tahu ilmunya bisa lewat baca buku.

Ada yang sudah baca buu Jangan jadi Bebek?  Dulu populer pas esempe. Baca deh. Bukunya bagus. Terbitan GIP (Gema Insani Press), tulisan O. Solihin.

Oke balik lagi tentang jangan jadi bebek. Kenapa? Soalnya bebek itu suka jadi follower. Berbaris saling mengikuti.

Sebagai Muslim kita dilarang taklid buta; following something you know nothing about. Nggak boleh asal ikut-ikutan.

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
[Al-Isra': 36]

Yup. Segalanya akan dimintai pertanggungjawaban. Semua yang kita lakukan. Semuanya. Termasuk yang ikut-ikutan juga.

Kan kita bisa milih, mau ikut atau tidak.

Nah, membaca adalah sarana biar kita nggak gampang kebawa arus.

Tentu saja patokannya Al-Qur'an, As-Sunnah sama teladan-teladan dari Rasulullah.

Jadi kalau kita tahu ilmunya, kita punya pegangan. Prinsip. Misalnya kenapa nggak mau salaman sama non-mahram? Soalnya ditusuknya kepala dari besi panas lebih baik daripada salim dengan orang yang non-mahram. Dari mana tahunya? Dari baca buku yang membahas sebuah hadits yang diriwayatkan Thabrani.

Prok, prok, prok.

Apalagi amal tanpa ilmu adalah sia-sia. Maka pantas saja jika diibaratkan. Ulama' (orang yang banyak ilmu) yang tidur lebih baik daripada ahli ibadah yang menghabiskan waktunya untuk shalat. Why? Karena ulama' adalah ahli ilmu. Beliau lebih tahu caranya. Sedangkan boleh jadi orang yang shalat, ibadahnya nggak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah. Misalnya.

---

Dengan ilmu kita bisa lebih dekat dengan Allah. Tentu saja, salah satu caranya adalah dengan membaca. As I mentioned before, buku adalah sumber ilmu.

Mengapa lebih dekat? Karena Allah meninggikan derajat orang beriman yang berilmu. Yes! Biar kita makin disayang sama Allah.

"Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
[Al-Mujadalah: 11]


Kenapa kudu banyak baca?

Banyak baca, banyak tahu. Banyak tahu, banyak ilmu. Banyak ilmu, banyak amal. Buat tabungan akhirat. Biar bisa ketemu sama Allah.

Aamiin, Insya Allah!

Ingin masuk surga? Harus! Malah sama Allah disuruh pilih Firdaus kalau mau. Surga tertinggi yang layak dicita-citakan.

Mungkin salah satu caranya dengan baca buku. Karena kita tak pernah tahu amal mana yang membawa kita ke surga.

Yuk banyak baca!

Catatan: Kalau kamu punya rekomendasi buku bagus, sini bisikin. Kita saling berbagi ilmu.