Tampilkan postingan dengan label The Lunar Chronicle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The Lunar Chronicle. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 April 2017

Cress; Hacker dari Antariksa

Cress, a novel by Marissa Meyer
Sang Programmer
Di serial ketiga The Lunar Chronicle kita akan bertemu dengan Crescent Moon. Hacker yang selama ini membajak bumi. Segala informasi di persemakmuran dapat dia ketahui. Apalagi the earth drama.

Kadang ia cekikan sendiri hingga pipinya bersemu merah melihat perilaku-perilaku manusia di bumi. Drama yang baginya real life tentu saja. Hingga pada saat tertentu Cress seringkali mengamati seseorang diam-diam. Ah, itu berkat keahlian hackingnya dia.

Cress, gadis ini ahli dan sangat familiar dengan coding and programming. Tapi sayangnya dia adalah peliharaan Ratu Levana. Ini nih alasan kenapa Levana tahu banget; real time sama keadaan bumi. Meski pada akhirnya dia berbalik berteman dan bersekutu dengan sang rival. Nah!

Intertextuality
Semua seri rekaan Meyer terinspirasi dari dongeng-dongeng melegenda. Dan Cress hasil interpretasi cerita Rapunzel. Tahu apa persamaannya?

Rapunzel tinggal di kastil. Menara tinggi yang dibangun sang ibu tiri. Atau sang penyihir? Cress tinggal di pesawat antariksa yang jauh dari peradaban. Meski ia tetap mengetahui berbagai pengetahuan melalui kelihaian membajaknya.

Rapunzel memiliki rambut panjang pun Cress. Well, Cress sudah bertahun-tahun tinggal di spaceship. Ia asyik  bermain dengan komputernya hingga tak dinyana rambutnya sudah panjang sampai bermeter-meter. Nggak usah jauh-jauh, kalo anak teknik lagi khusyu masygul di depan lepi lihat saja tampangnya yang tampak kusut masai beberapa hari tak mandi. Ngapain? Main dota! :p
*kabuuur ><

Seorang pencuri yang datang ke kastil sang puteri adalah Thorne. Pilot pesawat bernama Rampion. Ssstt, aslinya itu pesawat yang dia curi dari Republik Amerika. Semua kru yang ingin tetap tinggal di pesawatnya harus patuh memanggilnya Kapten Thorne kalau nggak mau diusir. Dan, tahu nggak? Dia ketemu Cress setelah dia melarikan diri dari penjara kerajaan. What? Cress, diakah pangeran impianmu?

Adegan Kesukaan
Adegan yang paling aku suka di Cress saat Cinder membuat pengakuan di depan Pangeran Kai. Ups, Kaisar Kai, maksudku. Soalnya kan sudah diangkat menjadi Raja setelah Kaisar Rikan meninggal. Katanya begini,

"It's me. Prince Selene."

Aww, that's so sweet. Akhirnya Cinder membuat pengakuannya di seri ketiga. Ya ampun itu kan membutuhkan keberanian banget. Ikut deg-degan deh waktu Cinder ngomong itu. Apalagi Cinder sudah tahu sejak di serial pertama. Cuma ya itu. She has many things to think about.

Secara, Kai memang sedanh mencari-cari sang tuan puteri supaya dia bisa berkilah untuk Levana. Ya, agar kaisar tak jadi menikahi si ratu bulan itu. Tau kan kejahatannya sudah melampui batas. Mulai dari wabah Letumosis yang dia ciptakan hingga prajurit monster yang ia kirim ke bumi untuk melancarkan serangan. Huh!

Adegan lainnya menyangkut action scene. Seru deh waktu kru Rampion menyerang istana. Ngapain? Ya, mereka mau menculik sang kaisar. Oh tidak!

Lainnya
Mau nggak mau aku harus membaca Cress versi ebook-nya. Pun kalo harus beli kudu nunggu tiga hari sama estimasi perjalanannya. Di toko buku sekitar pada nggak ada. Atau aku harus menempuh empat jam ke Surabaya untuk mendapatkannya.

Sedangkan aku sudah ngebet; pengen tahu banget sama jalan cerita Cress. In case, Winter serial ketiganya yang tebelnya 900 halaman sudah di tangan.

Maunya sih loncat aja, langsung baca Winter. Tapi pas baca bab pertamanya  bikin penasaran tingkat langit ketujuh. Ditambah sebuah penemuan yang menyatakan Kai diculik. What?

Ya sudah deh baca apa adanya. Kuy diklik link-nya kalo kamu penasaran juga. Tapi jangan salahkan daku kalo yang ini in English version.
*terus ketawa jahat.

http://www.8novels.net/fiction/u3758.html

Gapapa lah ya, sekalian nambahin kosakata English. Kan katanya mau dapet skor 8 IELTSnya ♡

Kamis, 30 Maret 2017

Pencarian Scarlet dan Tudung Merahnya


Pencarian Scarlet dan Tudung Merahnya

Seri The Lunar Chronicle karya Marissa Meyer tak berhenti di Cinder saja karena selanjutnya ada Scarlet. Jika Cinder adalah pengembangan cerita Cinderella maka Scarlet metamorfosa dongeng si Gadis Bertudung Merah.

Scarlet Benoit kerap kali menggunakan jaket merah jika sedang merasa tak aman dan nyaman. Seperti ketika ia bertemu dengan Wolf, pemuda petarung jalanan dengan gigi taring menyeramkan. Aslinya memang manusia tapi indra penciumannya sangat tajam.

Awal kisah ini dimulai ketika Scarlet kehilangan neneknya. Chip identitasnya bahkan ditemukan di kamar sang nenek. Para detektif angkat tangan dengan mengatakan sang nenek kabur dari rumah atas kehendaknya sendiri. Jadi tak perlu dicari.

Tentu saja hal ini membuat Scarlet geram. Apalagi ialah satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Kekesalannya terpaksa membuat Scarlet melayani pelanggan bar. Padahal di sana ia hanya mengantar tomat-tomat hasil pertaniannya. Namun justru di situlah Scarlet bertemu Wolf.

Hasil pertanian Scarlet bukan bebungaan melainkan tomat dan brokoli.
Selanjutnya kisah mereka berdua berlanjut karena Wolf sepakat membantu Scarlet menemukan neneknya. Yang ternyata diculik sekawanan serigala.

Sejujurnya bab-bab pertama dalam novel ini membuatku bosan dan ingin menghentikan bacaan. Rasa-rasanya kurang seru. Oh come on, apa menariknya kisah serigala? Yet, it's changed since Cinder appeared on the next scene.

Yosh! Gue ketemu Cinder lagi!
*jejingkrak kegirangan :D


Yah, kalo dibandingin sama Scarlet, aku lebih suka Cinder. She looks smarter than Scarlet. Pas Cinder muncul itu aroma sci-fiction-nya lebih kerasa. Dan lebih berbumbu tentunya.

Seneng deh ternyata Cinder nggak menghilang kisahnya. Kukira bakalan fokus pada Scarlet dan cerita serigalanya.

Umm, apa karena serigala buas ya dan nyeremin ya makanya nakutin? :D

Kaburnya Cinder dari kurungan Kai itu membuat cerita makin seru. Apalagi proses pelariannya melibatkan seorang Kapten pesawat antariksa. Kadet sebenarnya tapi dia kekeuh minta dipanggil 'Kapten.' Duh iya deh. Jadinya Cinder nurut ajah. Namanya Kapten Thorne.

Scarlet, a novel by Marissa Meyer
Makin ke belakang makin seru. In the fact, Wolf yang nama aslinya Alfa Keasley itu ada hubungannya sama scene konferensi persemakmuran di cerita Cinder sebelumnya. Terus akhirnya perpsepsiku tentang Scarlet berubah. Dia ternyata pinter banget mengemudikan pesawat. Paham betul mekanisme dan fungsi satu-persatunya. Salut deh!

Tuh kan makanya jangan keburu ngejudge :p

Menurutku, pantas saja. Wong neneknya dulu anggota militer. Pastilah sedikit atau banyak, beliau pernah mengajarkan Scarlet akan hal itu. Jadi tidak hanya tentang pertanian dan ladang saja. Tapi sayang sekarang sang nenek menghilang. Dan tak ada satupun yang peduli. That's why dia kudu usaha sendiri.

Yaaa, meski ada Wolf yang sepakat membantunya. Namun didekatnya ia harus merapatkan resleting jaket dan memakai tudungnya. Gigi taring dan keahlian membaui itu lho yang patut dicurigakan. Dia beneran mau bantu nggak sih?

Satu hal yang bikin aku terharu, Kaito akhirnya ngerti juga kenapa Cinder bela-belain datang ke pesta dan membahayakan dirinya. Greget sebenarnya, kenapa dia baru nyadar coba. After everything happen? Oh!

Endingnya sukaaa! Nggak terlalu gantung kaya Cinder. Akhirnya dia punya keputusan yang pas untuk menghadapi Levana. Aku dukung tuan putri!