Kamis, 02 Februari 2017

Di dalam Sebuah Janji


Ia bukankalah seorang yang suka bermalas-malasan. Ia lebih senang membenamkan diri di dalam pekerjaan.

Tak ada kehancuran yang lebih besar dibandingkan kesombongan. Tak ada kecerobohan yang lebih malang dibandingkan kemarahan yang meluap. Tak ada kelalaian yang lebih merugikan selain kegembiraan yang meluap.

Kau takut, Sholahuddin? Ke mana darah leluhurmu yang gemar berpetualang dan pemberani?

Jengiz Khan dan pasukannya membunuh 24.00 cendekiawan muslim. Membunuh suatu kota Muslim dengan jumlah penduduk 100.000 hingga tinggal 40 orang adalah tragedi yang tak ingin dibaca lagi. Tapi itulah sejarah.

Kau pun harus percaya bahwa waktu akan berpihak pada kita.

Kebohongan akan menujukkan kekerdilan dan anda bukanlah seseorang yang kerdil, Kaisar.

Perputaran waktu berjalan sesuai dengan sabda alam.

Kematian memang suatu kemestian. Namun bila diakhiri di ujung pedang musuh yang kejam. Sanggupkah mereka bersabar mengatasi sakaratul maut?

Tak ada gunanya berbicara dengan orang yang ingin membisu. Barangkali gadis itu lebih memilih diam sebagai kawannya berbagi.

Di manakah kebahagiaan itu, Ayah, ketika kita menyaksikan impian kita dihancurkan oleh orang-orang yang kita cintai?

Dan kekuatan bukan dilahirkan dari sepasukan tentara yang kuat melainkan kepercayaan dan persahabatan.

Pernah kau merasa rasa cinta yang menyiksa dan memenjarakanmu?

Norak! Jangan sampai kita terlihat seperti menjajakan diri. Kita putri-putri yang dididik terpelajar, jangan biarkan orang menebak isi hati kita.

Arghun menolehkan kepala. Menghadiahi  sebuah tatapan belati ke arah adik bungsunya.

Apa aku punya salah? Jika iya, coba katakan. Siapa tahu itu memang kejelekan yang harus diperbaiki.

Kata-kata adalah senjata yang lebih ampuh dari guratan pedang.

Itu kesalahanmu sendiri. Kau terlalu cepat terpancing kemarahan. Seandainya kau lebih bersabar, kemenangan ada di pihakmu. Kemarahan selalu mendatangkan kerugian karena seringkali mengaburkan akal sehat dan pertimbangan.

Setiap orang sejajar, Nak. Seorang bangsawan dan rakyat hanya berbeda karena pakaiannya. Sesungguhnya bahan dasar mereka sama. Sama-sama membusuk ketika sudah mati nantinya.

-Quotes of Sebuah Janji, a novel by Sinta Yudisia-

4 komentar:

  1. Kemarahan memang selalu mendatangkan kerugian. Dan kemarahan juga yang biasanya akan membuat orang kalah dengan dirinya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak makanya nabi berwasiat, "La taghdab, jangan marah," sampai tiga kali karena yaa. There are many things will happen after the anger.

      Hapus
  2. mbak, mampir ke blog saya.
    https://ceritalongor.blogspot.co.id/

    BalasHapus