Senin, 18 September 2017

Oleh-Oleh dari Petualangan Klan Bintang

Setelah menjelajahi Klan Bumi, Bulan dan Matahari, kali ini Raib, Seli dan Ali melanjutkan petualangan keempat mereka. Menuju Klan Bintang yang berada di perut bumi!


Tere Liye berhasil menjabarkan teori monomyhth dalam kisah fantasinya dalam Bintang. Meski kuaki alur awalnya masih bertele-tele. Basa-basi, khas Indonesia yang mengedepankan sopan-santun. Setidaknya begitu harfiah yang dibawakan KBBI.

Bab pertama bercerita soal Pak Gun dan penjelasan biologinya mengenai lungfish. Ikan yang bisa bertahan selama puluhan tahun dalam tanah kering. Bahkan ketika tanah tersebut dijadikan bangunan. Dan meskipun ada si ikan terjebak di sana. Ia akan kembali hidup jika hujan datang menimpanya.

Aku membayangkan Dory ikan dengan mata membesar. Oh imutnya!

Itu bab yang aku tawarkan pada Bela. Adikku yang masih duduk di kelas lima esde. Dia awalnya tak mau membaca buku itu. Katanya, sampulnya seram. Banyak monsternya. Pikirnya, isinya pasti tak jauh-jauh dari itu.

Tapi kudesak ia dengan hanya membaca bab pertama. Dia setuju. Hanya satu bab saja. Kutinggal rehat dan ketika mataku terbuka ia masih dengan novel Bintang.

Tuh kan Dek. Besok-besok kau akan mengerti perihal don't judge book by its cover.

Sejujurnya aku juga setuju dengan Bela akan sampul yang menyeramkan itu. Deskripsi yang menerangkan petualangan ketika bocah SMA saat mereka menghadapi laba-laba raksasa pemakan ternak.

Ya, anak SMA. Padahal dari awal, imajinasiku membayangkan para pemeran Bintang adalah anak-anak. Macam Burlian atau Amelia gitu. Haha, ternyata salah telak. Wah, gegara serial anak-anak Mamak nih.

Karena sudah terlanjur, bayanganku tak jauh dari itu. Pilihan imajinasiku membawa tiga tokoh Bintang jatuh pada anime Free yang imut. Anak SMA yang imut. Nah, itu baru benar.


Balik lagi soal sampul. Laba-laba raksasa dan kucing hitam. Padahal si kucing tidak tampil untuk memerankan satu adegan pun. Namun, nyatanya itu yang disajikan di depan. Tampak seperti monster menakutkan. Kenapa tidak Ruangan Padang Rumput dengan gemericik sungai yang menentramkan saja? Atau Pulau Pesisir Tenggara dengan laut, sunset dan pasirnya yang lembut. Itu lebih menakjubkan menurutku. Lebih catchy.

Ah, kumaha Orkha Creative lah sebagai desainer.

Iya lho, informasi pada halaman keempat hanya memberi tahu soal perancang sampul. Layouter dan editornya tidak disebutkan. Ini mencurigakan sekali bukan. Jangan-jangan Bang Tere membuatnya sendirian. Dan kuhitung hanya ada satu typo. Masya Allah, kerennya. Two thumbs up!

***
Judul: Bintang
Penulis: Tere Liye
Halaman: 380
Penerbit: Gramedia
Cetakan: Pertama, Juli 2017
Desain Sampul: Orkha Creative



3 komentar: