Jadi begini. Buku ini memang isinya adalah
tentang bagaimana islam menyediakan jurus jitu nan hebat dalam bercinta. Yang
tiada jurus cinta lain yang dapat menyetarainya apalagi melebihinya. Dan dengan
jurus bercinta yang disediakan islam ini, cinta bakal menghasilkan keberkahan.
Efeknya demikian dahsyat. Dahsyat dunia-akhirat.
Sudah pasti bakal ada manfaatnya. Sudah
pasti pula bakal bikin kita terhindar dari segala macam yang bakal mencelakakan
kita. Pokoknya, jurusnya sempurna. Kok sempurna? Karena, Yang menyediakan jurus
jitu bercinta ini adalah Yang Menciptakan kita. Yang Paling Mengetahui segala
hal. Ialah Allah Swt.
Greget banget untuk mereka yang cerita cintanya kerap diterjang hujan
badai duri dan jarum. Mereka yang penuh dengan lika-liku masalah dalam cerita
cintanya. Maupun merekayang belum menemukan cinta yang sesungguhnya. Sebab, itu
semua terjadi hanya karena satu penyebab.
Penyebabnya adalah, jurus bercinta yang salah.Bukan jurus cinta yang
diajarkan islam. Melainkan jurus cinta yang penuh salah kaprah, yang diajarkan
oleh orang-orang tak beres. Seperti halnya para artis Barat, Korea, Jepang,dan
lai-lain yang notabene nggak ngerti islam, serta tidak indah cerita cintanya,
hanya indah di sandiwara saja.
Ilfill. Mungkin perasaan ini yang dirasakan sebagian besar anak muda
saat membaca judul buku ini. Saya pun merasakan hal itu awalnya. Dari membaca
judulnya saja, saya cukup yakin jika buku ini akan jadi kontroversi nantinya.
Bagaimana tidak, orang bilang sih masa muda itu masa yang paling indah.
Masa muda itu waktunya bersenang-senang dan mengenal banyak orang. Dan yang
paling penting, masa muda itu waktunya penjajakan. Penjajakan untuk mencari
calon pendamping terbaik buat menyempurnakan separuh agama.
Di masa itulah seringkali terjalin kedekatan antar lawan jenis yang
lazim dikenal dengan istilahpacaran.Atas nama penjajakan anak-anak muda merasa perlu menjajaki pasangannya
dalam arti sebenarnya. Setelah dijajaki dan ternyata ditemukan ketidakcocokan,
cukup satu kata pamungkas untuk mengakhirinya,“putus”.
Begitulah tren yang terjadi pada anak-anak muda jaman sekarang. Pacaran
dengan dalih penjajakan. Setelah menjajaki yang satu, dilanjut menjajaki yang
lain. Tidak cukup 1 atau 2, hal itu bisa berlanjut untuk yang ke 3, 4, dan
seterusnya.Sekali lagi, sebagai seorang pemuda saya pun mengamini akan hal itu.
Meskipun belum pernah ikut-ikutan menjajaki. :)
Di tengah kondisi yang demikian umum terjadi, buku ini seolah ingin
melawan arus. Arus pergaulan remaja yang telah dianggap sebagai suatu kewajaran
dan keharusan dewasa ini.
Oleh Dwi Ratnasari
PS: Ini adalah salah satu response seorang mente setelah membaca buku Udah Putusin Ajah!
PS: Ini adalah salah satu response seorang mente setelah membaca buku Udah Putusin Ajah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar