Rabu, 10 Juni 2015

Third Reader Response: Hasil Resume Dwi Cantik

Jadi begini. Buku ini memang isinya adalah tentang bagaimana islam menyediakan jurus jitu nan hebat dalam bercinta. Yang tiada jurus cinta lain yang dapat menyetarainya apalagi melebihinya. Dan dengan jurus bercinta yang disediakan islam ini, cinta bakal menghasilkan keberkahan. Efeknya demikian dahsyat. Dahsyat dunia-akhirat.

Sudah pasti bakal ada manfaatnya. Sudah pasti pula bakal bikin kita terhindar dari segala macam yang bakal mencelakakan kita. Pokoknya, jurusnya sempurna. Kok sempurna? Karena, Yang menyediakan jurus jitu bercinta ini adalah Yang Menciptakan kita. Yang Paling Mengetahui segala hal. Ialah Allah Swt.

Greget banget untuk mereka yang cerita cintanya kerap diterjang hujan badai duri dan jarum. Mereka yang penuh dengan lika-liku masalah dalam cerita cintanya. Maupun merekayang belum menemukan cinta yang sesungguhnya. Sebab, itu semua terjadi hanya karena satu penyebab.

Penyebabnya adalah, jurus bercinta yang salah.Bukan jurus cinta yang diajarkan islam. Melainkan jurus cinta yang penuh salah kaprah, yang diajarkan oleh orang-orang tak beres. Seperti halnya para artis Barat, Korea, Jepang,dan lai-lain yang notabene nggak ngerti islam, serta tidak indah cerita cintanya, hanya indah di sandiwara saja.

Ilfill. Mungkin perasaan ini yang dirasakan sebagian besar anak muda saat membaca judul buku ini. Saya pun merasakan hal itu awalnya. Dari membaca judulnya saja, saya cukup yakin jika buku ini akan jadi kontroversi nantinya.

Bagaimana tidak, orang bilang sih masa muda itu masa yang paling indah. Masa muda itu waktunya bersenang-senang dan mengenal banyak orang. Dan yang paling penting, masa muda itu waktunya penjajakan. Penjajakan untuk mencari calon pendamping terbaik buat menyempurnakan separuh agama.

Di masa itulah seringkali terjalin kedekatan antar lawan jenis yang lazim dikenal dengan istilahpacaran.Atas nama penjajakan  anak-anak muda merasa perlu menjajaki pasangannya dalam arti sebenarnya. Setelah dijajaki dan ternyata ditemukan ketidakcocokan, cukup satu kata pamungkas untuk mengakhirinya,putus.

Begitulah tren yang terjadi pada anak-anak muda jaman sekarang. Pacaran dengan dalih penjajakan. Setelah menjajaki yang satu, dilanjut menjajaki yang lain. Tidak cukup 1 atau 2, hal itu bisa berlanjut untuk yang ke 3, 4, dan seterusnya.Sekali lagi, sebagai seorang pemuda saya pun mengamini akan hal itu. Meskipun belum pernah ikut-ikutan menjajaki. :)

Di tengah kondisi yang demikian umum terjadi, buku ini seolah ingin melawan arus. Arus pergaulan remaja yang telah dianggap sebagai suatu kewajaran dan keharusan dewasa ini.

Oleh Dwi Ratnasari

PS: Ini adalah salah satu response seorang mente setelah membaca buku Udah Putusin Ajah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar