Kamis, 31 Desember 2015

Kisah Romantis dari Korea

Kalau Asma Nadia pernah mengatakan Assalamu'alaikum Beijing adalah novel teromantis yang pernah dibuat, menurutku beliau salah karena Love Sparks in Korea ekspektasinya melebihi itu. It's totally made me flying there. Yang nggak ngerti sparks pasti deh langsung buka-buka kamus*peace.

Saya pernah menonton film Korea. Salah satunya School 2015. Itu film yang paling disuka karena ada pesan tentang pendidikannya dan berbagai konflik yang tercipta terselesaikan dengan sempurna. Ya, saya suka dengan cerita seperti itu. Plot-nya yang lompat-lompat keren. Jadi membaca fiksi ini tak susah untuk membayangkan setting negaranya.

Sangat Asma Nadia! Aku suka diksinya. Lihat saja postingan selanjutnya akan kuterbitkan quote-quote keren dalam buku ini. Selanjutnya mungkin novel ini bisa dianalisa menggunakan biography criticism. Cie yang anak sastra.

Saya memiliki rekaman perjalanan Asma Nadia. Baik itu video, audio ataupun buku. Tayangan saat wawancara di televisi maupun radio. Blog-nya pun sudah pernah kubaca. Tapi sepertinya sudah jarang update. Sudah pernah baca Twitografi Asma Nadia?

Seperti misalnya,
"Gadis kecilnya yang manis harus mondar-mandir ke rumah sakit dan menjalani rangkaian pengobatan yang menyakitkan, tak seperti anak-anak lain yang bermain sesuka hati."
*page 61

Pernyataan tersebut juga dilontarkan sang ibunda di sebuah wawancara. Untuk mengusir rasa penat dan bosan ibu beliau kerap kali membelikan buku atau majalah dalam perjalanan. Jadilah Asma Nadia kecil suka membaca. Masih banyak kesamaan lainnya, but we're on a review. Pembahasannya nanti. Maybe we'll analyze that in another time. Haha.
Berapa persen menemukan lelaki muslim di negeri orang? Itu salah satu quote dalam novel Assalamu'alaikum Bejing sebenarnya dan aku suka. Eh? Ya, siapa yang menyangka? Who knows? Seperti seorang senior yang ngefans banget sama artis Korea dan berharap do'i masuk Islam biar jodoh. 
Novel ini dimulai dengan sudut pandang yang berbeda-beda setiap babnya. Pertama menyoroti kehidupan Rania sebagai tokoh utama selanjutnya Hyun Geun dan kisah peliknya. Mengingatkanku pada  Flipped, novel remaja yang aku dapatkan sebuah kontes menulis Helvy Tiana Rosa tentang hikmah dibalik KMGP.

Bedanya kalau novel itu menggunakan kata ganti orang pertama; meski berbeda orang yang bercerita, Love Sparks in Korea menggunakan third person untuk semua tokohnya. It makes us tahu keseluruhan cerita. Tak hanya tokoh utama saja. Karena cerita tentang Ilhan, tetangga depan rumah yang naksir Rania juga diberi bab tersendiri.

Ya, setidaknya ada empat lelaki seusia Rania yang muncul dalam novel ini. Ilhan; orang Indonesia, Hyun Geun; lelaki Korea yang pernah menolong Rania di Nepal, Alvin; pemuda Indonesia, sahabat Hyun Geun dan Meen; teman dari Thailand yang juga kawan penulis di Writers in Residence. Dari keempat lelaki tersebut mana sajakah yang menarik hati Rania dan berhasil nyatakan cinta? Selengkapnya langsung baca novelnya aja ya. Haha.
Plot-nya juga lompat-lompat kayak kodok eh bukan seperti School 2015 maksudnya. Peristiwa-peristiwa di masa lalu saat Rania kecil tak luput rekaman cerita atau Chin Sun dan Hyun Geun pada zaman baheula. Ah, kisah itu pun sangat membuat terharu.
Bagi yang jarang nonton film Korea, tak pernah atau bahkan tidak menyukainya akan susah membedakan mana tokoh perempuan dan laki-laki. Hyun Geun, Kim Chin Sun, Park Young Su, dan Jeong Hwa. Hayo, mana yang cewek dan mana yang cowok. Haha. Aku kadang bolak-balik halaman untuk memastikan. Ow, jadi ternyata dia cewek tho..

Menggunakan kata 'saya' bukan 'aku' mungkin agak aneh bagi kaum pembaca remaja. Seperti ketika membaca Will and Juliet ciptaan Prisca Primasari saat SMP. Menggunakan kata 'saya' terkesan terlalu formal. Well, sekarang sudah menginjak kepala dua dan saya sangat menikmatinya.
Tak hanya tentang Korea, Asma Nadia menyebar banyak hikmah di setiap diksinya.

"Allah, penuhi hatiku dengan cinta-Mu."
*page 10

Belum lagi uraian tentang Ibnu Batutah yang membuatku jatuh cinta dan ingin membaca buku Rihlah karangan beliau. Travelling, it leaves you speechless, then turns you into a strorryteller. Kalimat pembuka novel dari beliau.

Anyway, penasaran sama nasibnya si Ilhan. Dia sudah jauh-jauh terbang namun begitu akhirnya. Tapi nggak papa ya, Han. Setidaknya kamu sudah mengalahkan sebuah ketakutanmu. Huhu. Senior gue banyak yang single dan pengen nikah tuh. Haha.

Kalau belum baca bukunya, grab it fast. Pinjem ke temen atau beli di toko online kayak gue. Oia, kabarnya novel ini sedang digarap filmnya. Jadi nanti bisa juga dianalisa pakai ecranisation atau dicompare.

2 komentar:

  1. Wah.. Kayaknya bagus tuh.. Hehe
    Sayangnya disini belum ada yang punya bukunya..hehe
    Tapi setelah baca Ni tulisan. Kog jd penasaran banget ya,, ^_^

    BalasHapus
  2. Ayo, baca juga! Bukuku nganggur kalo mau baca :)

    BalasHapus