Selasa, 24 Oktober 2017

Meneladani Abu Bakar: Sahabat Utama Rasulullah

Meneladani Abu Bakar: Sahabat Utama Rasulullah

Abu Bakar As-shiddiq, begitu sahabat utama Nabi ini mendapat julukan. Gelar kehormatan yang dilatarbelakangi oleh peristiwa Isra' Mi'raj. Pagi itu orang-orang seperti biasa berkumpul di Ka'bah. Rasulullah juga di sana, khusyuk beribadah kepada Allah. Sedang Abu Jahal mengoloknya tak percaya, "Mana mungkin Muhammad semalam melakukan safar ke Palestina. Padahal sekarang ia sudah berada di sini."

Orang-orang yang tak sengaja bertemu dengan Abu Jahal juga banyak yang terpengaruh.

Riuhlah Makkah. Benarkah?

Berita itu pun sampai pada Abu Bakar. Mendengarnya, bergegaslah ia. Menemui sang sahabat. Menanyakan kebenaran.

Seketika itu, saat perjalanan Isra'-Mi'raj terucap dari lisan Muhammad. Seketika itu Abu Bakar mempercayai sang sahabat. Sepenuhnya.

"Engkaulah As-Shiddiq, yang mempercayaiku tanpa ragu."

Sejak itu ia dipanggil dengan nama Abu Bakar As-Shiddiq yang pada masa jahiliyah bernama Abdul Ka'bah. Teman-temannya memanggil Abu Bakar dengan nama Atiq.

Sumarti M. Thahir mengisahkannya dengan sangat lugas. Meski diperuntukkan pada anak-anak bahasanya kurasa dipilih secara ketat dan tetap menghasilkan haru yang membiru.

Meski begitu, para sahabat memang teladan yang patut kita tiru. Tak peduli siapa yang menceritakannya kepada kita.

Buku Abu Bakar As-Shiddiq: Sahabat Utama Rasulullah ini dimulai sejak masa kanak beliau. Bernama Atiq, ia sudah menunjukkan keraguannya pada patung di sekitar ka'bah. Itulah mengapa ayah Abu Bakar menyebutnya pembangkang.

Allah menjaganya dari syirik.

Hatta pada saat remaja, bersama Nabi ia menjalin pertemanan. Dan kemudian menjadi yang pertama beriman.

Penulis buku ini menceritakan Abu Bakar sedang melakukan perdagangan di Syam kala wahyu pertama turun. Tapi tentu saja, ini tidak menghalangi Abu Bakar menjadi as-saabiquunal awwalun, orang-orang yang pertama masuk Islam. Serta satu di antara yang dijamin masuk surga.

Berkat pertemanan iman itulah, ilmunya semakin tambah dan qanaah.

Pernah suatu waktu para sahabat mengumpulkan harta benda mereka untuk keperluan perang. Adalah Abu Bakar yang menginfakkan seluruh miliknya tanpa tersisa.

Bukan hanya dermawan, ia adalah karib yang menenangkan. Kala di Sumur Badar, Nabi sempat galau karena pasukan muslim hanyalah sedikit.

"Sesungguhnya Allah akan menenangkan hatimu. Dan takkan pernah membiarkanmu kecewa. Tenangkan hatimu, Ya Rasulullah."

Abu Bakar adalah sahabat yang paling tegar. Tatkala Muhammad wafat, banyak yang tak percaya. Bahkan Umar menghunus pedangnya. Jika ada salah seorang yang mengatakan kepergian Rasulullah untuk selamanya.

"Bukankah Muhammad adalah manusia sebagaimana diutusnya rasul Allah sebelum beliau. Barangsiapa yang menyembah Muhammad ia telah wafat. Barangsiapa beriman kepada Allah dan menyembahNya. Maka Allah kekal selamanya.."

Nasehat Abu Bakar membuat Umar lansung pingsan.

Karena selayaknya jika ada seorang sahabat yang sangat berduka, dialah Abu Bakar. Sahabat utama, karib paling dekat dengan Rasulullah.

Abu Bakar menjadi khalifah kemudian. Setelah sebelumnya terjadi sengketa. Orang Anshar membaiat Sa'ad bin Ubaidah. Sedang Umar membersamainya 'melerai' orang Madinah. Lalu As-Shiddiq merelakan salah satu di antar Umar dan Abu Ubaidah menjadi khalifah selanjutnya.

Namun kaum muslimin lebih memilih Abu Bakar. Karena pemimpin sejati adalah yang dipilih umat bukan ia yang meminta.

Khalifah kita ini wafat di usia 63. Tepatnya tanggal 22 Jumadil Akhir, tahun 13 Hijriah.

Overall, buku shirah ini bagus buat tambahan bacaan buat Dek Wafi. Rekomen buat pembaca lainnya. Ada peta perang dan ilustrasinya juga. Cocok buat anak umur >6 tahun. Cuma ada ilustrasi yang menurutku kurang sesuai.

Rumah istri-istri Nabi dalam buku Ummahatul Mu'minin tulisan Muhibbudin At-Thabari kesemuanya terbuat dari pelepah kurma. Kecuali rumah Ummu Salamah yang terbuat dari batu bata.

Tapi yaa karena buku anak-anak kebanyakan ada ilustrasinya walau satu-dua. Etapi sekarang Dek Bela dan Dek Wafi sudah mau baca buku-buku Tere Liye; Serial Anak-anak Mamak, Bintang yang tidak ada ilustrasinya sama sekali.

Empat bintang buat buku ini! Dek Wafi masih suka sebut-sebut cerita Abu Bakar, "Mbak waktu Abu Bakar jadi khalifah... bla.. bla.." Meskipun bacanya sudah seminggu lalu.

☆☆☆☆

Judul: Abu Bakar As-Shiddiq: Sahabat Utama Rasulullah
Penulis: Sumarti M. Thahir
Penerbit: PT. Citra Putra Bangsa
Cetakan: Keempat, 2009
Halaman: 45


1 komentar: